Kamis, 26 Agustus 2010

Tanah Yang Dijanjikan Mimpi


Bromo. Sejak masa kuliah kata itu sangat menyita pikiranku. Setiap ingin mengunjunginyan ada saja alasan yang membut rencana jadi nihil. Terkadang semakin banyak bala dikerahkan untuk mencapainya semakin susah pula menyelaraskan waktu. Mulai dari urusan ini itu sampai pada perpecahan diantara teman karena rencana yang gagal meski telah masak digodok.

Sampai pada aku terjun di dunia kerja. Dunia yang telah banyak menyita waktuku. Tapi tak sedikitpun mengurangi minat dan inginku pada duni travelling. Semakin sibuk, semakin banyak pekerjaan menumpuk, semakin sering pula waktu untuk mengunjungi alam. Waktu yang kucuri dari sela-sela kesibukan ternyata membuatku semakin keranjingan menikmati alam. Untungnya ada saja kawan yang memiliki hobby sejenis.

Bertiga. Hanya bertiga. itu pun dengan modal nekat. Memanfaatkan waktu sempit liburan aku niatkan untuk mengunjungi Bromo dengan keadaan yang sangat terbatas. Pagi berangkat dari Jogja (karena waktu itu sedang berlibur di Jogja) langsung menuju Bromo via Malang. Sampai Malang jam telah menunjukkan pukul 01.00 dini hari. Setelah menyiapkan segala peralatan yang dibutuhkan kami bertiga meluncur ke Bromo. Malang -Bromo via Tumpang menghabiskan waktu tempuh kurang lebih 3 jam. Dingin yang menyapa pori, embun yang menyapa tubuh sampai jalanan yang sepi segera mengakrabi perjalanan. Dan perjalanan berat pun harus kami lalui.

Tujuan pertama adalah penanjakan. Dimana tempat itu berada di atas Gunung Bromo. Dengan pengetahuan jalan yang minim, kami memanfaatkan anugrah Sng Pencipta untuk menemui tujuan. Untungnya masih ada saja orang2 yang bisa dimintai keterangan. Sampai di penanjakan pukul 04.30. Susana sangat ramai. Tak seperti di jalan2 menuju Penanjakan. Disini kehidupan benar2 hidup. Mulai dari jejeran mobil2, para tukang ojek, sampai para penjaja bunga menawarkan aneka bunga yang dipetik dari gunung.

Pesona Penanjakan adalah menikmati matahari terbit. Turis manca maupun lokal membaur di tempat tersebut. Berjejal saling untuk mengabadikan moment terbitnya matahari tersebut. Sayang sekali waktu itu cuaca mendung, sehingga sedikit mengurangi keelokan dari proses alam tersebut. Pukul 07.00 kami bertiga turun menuju Gunug Bromo, kawah dan perjalanan panjang mengasyikkan dan melelahkan melewati lautan pasir di pelatarn Bromo. Sungguh hari yang menakjubkan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar