Kamis, 24 Juni 2010

Sehari di Kawah Dieng



Dini hari. Ketika saya menginjakkan di sebuah kabupaten di Jawa Tengah. Kabupaten Wonosobo tepatnya. Hawa dingin segera menyerang tubuh. Hawa segar khas pegunungan. Sambil menantikan subuh di kota Wonosobo kami (karena pada saat itu rombongan) terpaksa menambahkan penghangat di tubuh kami (kaos, baju, hingga jaket rangkap dua).

Usai subuh petualangan dimulai. Menuju kawah Dieng tak bisa ditempuh dengan bus besar. Terpaksa kami menumpang bus-bus mini yang memang menjadi angkutan umum ke tempat itu. Mata lelah sisa semalaman tak pernah rehat, segera dimanjakan dengan panorama yang teramat indah untuk dilewatkan. Jalanan yang berkelok-kelok, sebelah kiri gunung dan kanan jurang. Kabut tebal sajian gunung menambah keelokan. Hawa masih perawan. Sayur mayur yang tumbuh subur. Pun air gunung yang mengalir jernih. Sangat alami.

Tujuan pertama adalah komplek candi Arjuna. Sisa-sisa kebesaran kerajaan masih berdiri gagah sebagai perlambang pernah ada kehidupan damai di tempat ini. Ada beberapa candi yang sedang dipugar saat kami kesana. Tentunya dengan tak mengubah bentuk dasar candi tersebut.

Berikutnya kawah-kawah gunung vulkanis segera kami akrabi. Bau belerang yang menyengat membuat kami harus menahan nafas jika mendekat ke daerah kawah. Ada sekitar 4 kawah yang masih aktif disana (jika saya tak keliru menghitungnya), yaitu kawah Sibanteng, Sikidang, Sileri dan Sinila. (Semua diawali dengan si dan diikuti nama binatang; kuharap ada yang bisa memberi jawaban atas ini).

Telaga warna menjadi sajian berikutnya. Telaga warna terjadi karena pengaruh vulkanis. Sehingga ada bermacam warna air telaga yang bisa disaksikan mata telanjang (tenang aja, ini bukan termasuk porno kok). Di sekitar telaga juga terdapat goa, diantaranya Goa Semar dan Goa Jaran.

Terakhir, kami mengunjungi Dieng Volcanic Theater. Dari namanya sudah menunjukkan isinya. Theater untuk melihat kegunungapian Dieng. Juga bencana ketika gunung api di sekitar sana meletus.

Sehari mengunjungi kawah Dieng sangatlah kurang. Saya berharap bis mengunjunginya lagi kelak. Atau mungkin ada rekan yang sudi berbagi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar